BAB
II
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN
Varises esofagus adalah penyakit yang
ditandai dengan pembesaran abnormal pembuluh darah vena di esofagus bagian
bawah. Esofagus adalah saluran yang menghubungkan antara kerongkongan dan
lambung (buku panduan kerja mahasiwa STIK Muhammadiyah Pontianak).
Varises esofagus adalah konisi yang
biasanya berhubungan dengan sirosis dan hipertensi portal dimana vena di
esofagus kecil menjadi distensi serta ruptur akibat dari peningkatan tekanan
dalam sistem portal (Yasmin Asih dkk, 1998)
Varises esofagus adalah penyakit yang
ditandai dengan pembesaran abnormal pembuluh darah vena di esofagus bagian
bawah. Varises esofagus terjadi jika aliran darah menuju hati terhalang. Aliran
tersebut akan mencari jalan lain, yaitu ke pembuluh darah di esofagus, lambung,
atau rektum yang lebih kecil dan lebih mudah pecah. (buku ajar patologi vol.2)
Menurut kelompok varises esofagus adalah
pembesaran abnormal pada pembuluh darah vena. Akibat ketidakseimbangan antara
tekanan aliran darah dan kemampuan pembuluh darah maka muncul lah pembesaran
abnormal pada pembuluh darah vena.
B.
ETIOLOGI
Berbagai penyakit terlibat dalam aliran darah vena
porta dan menghasilkan peningkatan tekanan vena porta sehingga membentuk
varises esophagus. Penyebab peningkatan vena porta bisa diklasifikasikan
berdasarkan prehepatik, intrahepatic dan posthepatic.
Varises esofagus biasanya merupakan komplikasi
sirosis hati. Sirosis adalah penyakit yang ditandai dengan pembentukan jaringan
parut di gati. Penyebabnya antara lain hepatitis B dan C atau konsumsi alkohol
dalam jumlah besar. Penyakit lain yang dapat menyebabkan sirosis adalah
tersumbatnya saluran empedu.
Beberapa
keadaan lain yang juga dapat menyebabkan varises esofaghus antara lain:
1.
Trombosis
Adanya bekuan darah di vena porta atau vena
splenikus. Suatu bekuan darah dalam vena portal atau di vena lienalis yang feed
ke dalam vena portal, bisa menyebabkan varises esophagus.
2.
Sarkoidosis
Ini penyakit radang dimulai di paru – paru, tetapi
dapat mempengaruhi hampir setiap organ dalam tubuh termasuk hati. Hal ini
jarang menyebabkan sirosis.
3.
Schistomiasis
Infeksi parasit ini mempengaruhi jutaan
orang di negara berkembang, khususnya bagian Afrika, Amerika Selatan, Karibia,
Timur Tengah dan Asia Tenggara. Hal ini dapat merusak hati serta paru-paru,
usus dan kandung kemih.
4.
Sindrom Budd – Chiari
Dalam kondisi yang jarang, gumpalan
darah menyumbat pembuluh darah yang membawa darah keluar dari hati Anda.
5.
Gagal jantung kongestif yang parah;
Hal ini terjadi ketika hati tidak dapat
memompa cukup darah untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Pada gagal jantung
kongestif, darah punggung sampai ke vena antara hati dan sisi kanan jantung
anda, meningkatkan tekanan darah dalam vena portal.
C.
PATOFISIOLOGI
Varises
esofagus terjadi jika aliran darah menuju hati terhalang. Aliran tersebut akan
mencari jalan lain yaitu ke pembuluh darah di esofagus, lambung atau rektum
yang lebih kecil dan lebih mudah pecah. Tidak imbangnya antara tekanan aliran
darah dengan kemampuan pembuluh darah mengakibatkan pembesaran pembuluh darah
(varises).
Mayoritas
darah dari kerongkongan yang dikeringkan melalui vena esofagus yang membawa
terdeoksigenasi darah dari kerongkongan ke vena azigos yang pada gilirannya
mengalir langsung ke dalam vena cava superior. Vena ini tidak memiliki bagian
dalam pengembangan varises kerongkongan. Darah yang tersisa dari kerongkongan
yang mengalir ke vena permukaan lapisan mukosa esofagus, yang mengalir ke
pembuluh darah koroner (\kiri vena lambung) yang pada gilirannya mengalir
langsung ke dalam vena portal. Vena superfisial (biasanya hanya sekitar 1mm
diameter) menjadi buncit sampai dengan 1 – 2 cm diameter dalam hubungan dengan
hipertensi portal. Tekanan normal portal adalah sekitar 9 mmHg dibandingkan
dengan tekanan vena cava inferior dari 2-6 mmHg. Hal ini menciptakan gradien
tekanan normal 3-7 mmHg. Jika naik tekanan portal diatas 12mmHg, gradien ini
meningkat menjadi 7-10 mmHg. Sebuah gradien yang lebih besar dari 5 mmHg
dianggap hipertensi portal . Pada gradien yang lebih besar dari 10 mmHg.
Aliran
darah meskipun sistem portal hepatik yang diarahkan dari hati ke daerah dengan
tekanan vena rendah. Ini berarti bahwa sirkulasi agunan berkembang di bawah
kerongkongan , dinding perut, perut, dan rektum. Pembuluh darah kecil di daerah
ini menjadi buncit, menjadi lebih tipis berdinding, dan muncul sebagai
varicosities. Selain itu, kapal ini kurang didukung oleh struktur lain, karena
mereka tidak dirancang untuk tekanan tinggi. Dalam situasi di mana portal
tekanan meningkat, seperti dengan sirosis, ada pelebaran pembuluh darah di
anastomosis, yang mengarah ke varises kerongkongan. Trombosis vena limpa adalah
suatu kondisi yang jarang yang menyebabkan varises kerongkongan tanpa tekanan
portal mengangkat. splenektomi dapat menyembuhkan pendarahan variceal karena
trombosis vena limpa. Varises juga dapat terbentuk di daerah lain dari tubuh,
termasuk perut ( varises lambung ), duodenum ( varises duodenum ), dan rektum (
varises dubur ). Pengobatan jenis varises mungkin berbeda.
Pathway
Obstruksi
pada aliran vena porta
|
Peningkatan
tekanan di dalam vena porta
|
Portasistemik Kolater
Aliran darah balik (retroged)
dan resistensi akibat
adanya katup vena porta
Anatomosis hubungan
antara vena porta dan
sirkulasi sistemik
|
Faktor risiko ruptur perdarahan
-
Unlkus varises
-
Asupan alkohol seara aktif
-
Perubahan lokal bagian bawah esofagus
|
Dilatasi
vena
|
Respon
sistemik
|
Melaise, edema, asites
Ketidaknyamanan abdomen
|
Varises
esofagus
|
Ruptur
vena
|
Penurunan lumen
esofagus
|
Nyeri
abdomen
|
Respon
psikologis
|
Kecemasan
|
Resiko ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari
kebutuhan tubuh
|
Mual,
muntah, anoreksi
|
Asupan
nutrisi
tidak
adekuat
|
Penurunan
volume darah
ke otak
|
Resiko
penurunan kesadaran
|
Aspirasi
darah ke
jalan napas
|
Resiko
jalan napas
tidak efektif
|
Respon
perdarahan :
hematemesis,
melena
|
Resiko
syok hipovolemik intoleransi
aktivitas
|
Terapi
endoskopik dan pemasangan tamponad balon
|
Pemenuhan
informasi kecemasan
|
D. KOMPLIKASI
Kompikasi utama varises esofaghus adalah
perdarahan. Varises esofaghus biasanya rentan tejadi perdarahan ulang, terutama
dalam 48 jam pertama. Kemungkinan terjadi perdarahan ulang juga meningkat pada
penderita usia tua, gagal hati atau ginjal dan pada peminum alkohol.
Komplikas varises esofaghus adalah :
1.
Syok hipovolemik
Karena adanya varises esophagus mengakibatkan
terjadinya pendarahan, sehingga pasien akan mengalami syok hipovolemik yang
mengakibatkan pasien kehilangan darah secara akut/kehilangan cairan.
2.
Ensefalopati
Ensefalopati
berarti penyakit pada otak.contohnya
ensefalopati anoksik umumnya merujuk pada kerusakan otak permanen.
3.
Infeksi, misalnya pneumonia aspirasi
E.
TANDA
dan GEJALA
Adapun tanda dan gejala dari perdarahan varises
esofagus antara lain (buku panduan kerja mahasiswa STIK muhammadiyah pontianak)
:
1.
Syok;
2.
Pusing;
3.
Sangat haus;
4.
Muntah darah;
5.
Tinja hitam seperti ter;
6.
Kencing menjadi sedikit.
F.
PENATALAKSANAAN
Perdarahan
pada varises esofagus harus segera diatasi, jika tidak dapat terjadi kematian.
Hal yang dapat dilakukan untuk mengatasi perdarahan antara lain :
1.
Ligasi varises
Mengikat
pembuluh darah yang sedang berdarah dengan pita elastis. Ini adalah pengobatan
pilihan untuk perdarahan varices esophagus. Selama prosedur ini, dokter
menggunakan endoskopi untuk menjerat varises dengan band elastis, yang pada
dasarnya mencekik pembuluh darah. Ligasi Variceal biasanya menyebabkan
komplikasi serius lebih sedikit daripada perlakuan lainnya. Ini juga
kurang kemungkinan mengakibatkan pendarahan berulang.
2.
Terapi injeksi endoskopi
Menyuntik
pembuluh darah dengan larutan tertentu agar pembuluh darah tersebut berhenti
berdarah. Pada prosedur ini, perdarahan varises yang disuntikkan dengan solusi
yang menyusut mereka. Pendarahan biasanya dikendalikan setelah perawatan satu
atau dua, namun komplikasi dapat terjadi, termasuk perforasi kerongkongan dan
parut pada esofagus yang dapat menyebabkan gangguan menelan (disfagia).
3.
Obat – obatan
Obat
berjudul A octreotide (Sandostatin, Sandostatin LAR sering digunakan dalam
kombinasi dengan terapi endoskopi untuk mengobati perdarahan dari varises
kerongkongan. Octreotide bekerja dengan mengurangi tekanan di varises. Obat ini
biasanya berlangsung selama lima hari setelah episode perdarahan.
4.
Balon tamponade
Prosedur
ini kadang-kadang digunakan untuk menghentikan pendarahan parah sambil menunggu
prosedur yang lebih permanen. Tabung A dimasukkan melalui hidung dan ke dalam
perut dan kemudian meningkat. Tekanan terhadap pembuluh darah sementara dapat
menghentikan pendarahan.
5.
Pintasan portosistemik intrahepatik transjugularis.
Shunt
Dalam prosedur ini, disebut portosystemic shunt intrahepatik transjugular
(TIPS), tabung kecil yang disebut shunt ditempatkan antara vena portal dan vena
hati, yang membawa darah dari hati kembali ke jantung. Tabung ini tetap terbuka
dengan stent logam. Dengan menyediakan jalur buatan untuk darah melalui hati,
shunt sering dapat mengontrol perdarahan dari varises kerongkongan. Tapi TIPS
dapat menyebabkan sejumlah komplikasi serius, termasuk gagal hati dan
ensefalopati, yang dapat berkembang ketika racun yang biasanya akan disaring
oleh hati dilewatkan melalui shunt langsung ke dalam aliran darah. TIPS
terutama digunakan ketika semua pengobatan lain gagal atau sebagai tindakan
sementara pada orang menunggu pencangkokan hati.
ASUHAN
KEPERAWATAN VARISES ESOPAGHUS
A.
Pengkajian
Pengkajian pada pasien dengan varises
esofagus, meliputi pengkajian anamnesis, pemeriksaan fisik dan pengkajian
diagnostik. Pada pengkajian anamnesis, keluhan utama pada pasien varises
esofagus bervariasi sesuai dengan manifestasi klinik yang terjadi akibat dari
varises esofagus yang mempengaruhi sistem organ. Pada varises esofagus tanpa
perdarahan biasanya keluhan masih umum, tetapi biasa mendapatkan keluhan
ketidaknyamanan abdomen, mual, muntah, serta anoreksia atau keram otot – otot
abdomen. Pada pasien varises esofagus dengan perdarahan, keluhan utama yang
sering ditemukan adalah hematemesis dan melena.
Pengkajian riwayat kesehatan dilakukan
untuk menggali peremasalahan pada pasien varises esofagus. Pada riwayat
keshatan didapatkan adanya keluhan utama lemah, malaise, penurunan berat badan,
perubahan pada urin menjadi ikterik atau menjadi gelap, gatal – gatal (biasanya
berhubungan dengan obstruksi kantung empedu atau sirosis hati), edema atau
asites, dan impotensi atau gangguan seksual.
Penting bagi perawat untunk mengkaji
penyakit masa lalu, riwayat dirawat dengan penyakit hati atau riwayat hematemeis
atau melena serta riwayat pengguanan obat – obatan masa lalu yang baisa
digunakan. Perawat juga mengkaji pola hidup tentang adanya kebiasaan penggunaan
alkohol. Pengkajian riwayat keluarga dilakukan untuk mengidentifikasi adanya
hubungan penyakit wilson pada generasi terdahulu (Azer,2009). Pengkajian
psikososial didapatkan adanya kecemasan akan kondisi penyakit dan pada beberapa
pasien perlu mendapat pemenuhaninformasi kesehatan.
Pada pemerikasaan fisik, perawat memulai
dengan pemeriksaan keadaan umum dan tingkat zerkesadaran, khususnya apabila ada
riwayat hematemesis-melena masif. Pemeriksaan
TTV merupakan pemeriksaan penting yang harus dilakukan pada saat
penemuan pertama kali. Hipotensi dan brakardia biasa didapatkan. Hal ini untuk
mendeteksi adanya tanda-tanda syok hipovolemik akibat perdarahan masif. Pada
kondisi kronis biasanya didapatkan pasien terlihat kurus dan penurunan berat
badan.
Pemeriksaan
fokus pada varises esofagus adalah:
1.
Inspeksi
Pasien biasanya terlihat pucat
(berhubungan dengan pengeluaran darah dari intravaskular secara progresif),
ikterus (berhubungan dengan kegagalan fungsi hati), sianosis akibat penurunan
saturasi oksigen. Peningkatan frekuensi napas dan usaha bernapas. Ketidaknyaman
pada abdomen, ekspresi nyeri pada saat palpasi ringan abdomen, edema, asites,
hematemesis, melena. Periksa adanya distensi vena abdominal. Didapatkan adanya
perubahan urine menjadi kuning tua (ikterik) atau menjadi gelap dan dan atrofi
dari testis(Azer,2009). Pada pemeriksaan rektal, lihat adanya perubahan warna
feses menjadi lebih gelap menandakan perdarahan saluran gastroentestinal atas
2.
Auskultasi
Peningkatan peristaltik usus
3.
Perkusi
Nyeri ketuk abdomen
4.
Palpasi
Nyeri tekan abdomen region hipokondrium
kanan dan kiri atau dibawah iga (Azer,2009). Didapatkan adanya pembesaran
kelenjar parotis (yang didapat pada pasien disertai alkoholisme dan
malnutrisi), pembesaran limpa (splenomegali).
B.
Diagnosa
Keperawatan
1.
Defisit volume cairan berhubungan dengan
kehilangan darah akut;
2.
Kerusakan pertukaran gas berhubungan
dengan penurunan kapasitas angkut oksigen dan faktor-faktor resiko aspirasi;
3.
Resiko tinggi terhadap infeksi
berhubungan dengan aliran intravena.
4.
Ketakutan (cemas) / ansietas berhubungan
dengan perubahan status kesehatan
5.
Kurangnya
pengetahuan tentang proses penyakit ,
prognosis, dan kebutuhan pengobatan b/d kurangnya terpapr informasi.
C.
INTERVENSI
Diagnosa
Keperawatan
|
Tujuan
|
Intervensi
Keperawatan
|
Defisit
volume cairan berhubungan dengan kehilangan darah akut
|
Pasien
akan tetap tetap stabil secara hemodinamik
|
- Pantau
volume cairan setiap jam
- Ukur
output urine tiap jam
- Ukur
I dan O dan kaji keseimbangan
- Berikan
cairan pengganti dan produk darah sesuai instruksi. Pantau adanya reaksi yang
merugikan terhadap komponen terapi
- Tirang
baring total, baringkan pasien terlentang dengan kaki di tinggikan untuk
meningkatkan preload jika pasien mengalami hipotensi. Jika terjadi normotensi
tempatkan tinggi bagian kepala tempat tidur pada 450 untuk
mencegah aspirasi isi lambung
- Pantau
Hb dan Ht
- Pantau
elektrolit
- Periksa
feses terhadap darah untuk 72 jam setelah masa akut
|
Kerusakan
pertukaran gas berhubungan dengan penurunan kapasitas angkut oksigen dan
faktor-faktor resiko aspirasi
|
Pasien
akan mempertahankan oksigenasi dan pertukaran gas yang adekuat
|
- Pantau
S02 dengan menggunakan oksimetri atau ABGs
- Pantau
bunyi napas dan gejala pulmoner
-
|
Resiko
tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan aliran intravena.
|
Pasien
tidak akan mengalami infeksi nasokomial
|
-
Gunakan suplemen O2
sesuai instruksi
-
Pantau suhu tubuh
-
Pantau adanya distensi abdomen
-
Baringkan pasien pada bagian kepala
tempat tidur yang ditinggikan jika segalanya memungkinkan
-
Pertahankan fungsi dan potensi
NGT dengan tepat
-
Atasi segera mual
-
Pertahankan kestabilan selang
intravena
-
Ukur suhu setiap jam
-
Pantau sistem intravena terhadap
potensi infiltrasi dan tanda – tanda infeksi
-
Ganti letak intravena setaip 48 –
72 jam dan jika perlu
-
Ganti larutan intravena
sedikitnya 24 jam
-
Gunakan tekhnik aseptik saat
mengganti balutan dan selang. Pertahankan balutan bersih dan steril
-
Ukur sel darah putih
|
Ketakutan
(cemas) / ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan
|
Klien
menunjukkan relaks dan laporan ansietas menurun sampai tingkat dapat ditangani
|
Mandiri
:
- Catat
petunjuk perilaku contoh gelisah, mudah terangsang, kurang kontak mata,
perilaku melawan atau menyerang
- Dorong
pernyataan takut dan ansietas; berikan umpan balik akui bahwa ini adalah
situasi yang menakutkan dan lainya diekspreikan mirip dengan takut. Bantu
pasien dalam menyatakan perasaan dengan mendengar dengan aktif
- Berikan
informasi akurata nyata tentang apa yang dilakukan misalnya sensasi yang
diharapkan, prosedur biasa
- Berikan
lingkungan tenng untuk istirahat
- Tunjukkan
tekhnik relaksasi contoh visualisasi, latihan napas dalam, bimbngan imajinasi
Kolaborasi :
- Berikan
obat sesuai indikasi misal diazeapam (valium); klorazepat (tranxene);
alprazolam (xanax)
- Rujuk
keperawat psikiatrik penaseha/ agama
|
Kurangnya pengetahuan tentang proses penyakit , prognosis, dan
kebutuhan pengobatan b/d kurangnya terpapr informasi.
|
Klien
menyatakan pemahaman penyebab perdarahannya sendiri (bila tahu) dan
penggunaan tindakan pengobatan
|
Mandiri
:
- Tentukan
persepsi pasien terhadap penyebab perdarahan
- Berika
atau kaji ulang informasi tentang etiologi pada perdarahan, penyebab atau
efek hubungan perilaku pola hidup, dan cara menurunkan resiko atau faktor
pendukung. Dorong pasien untuk bertanya
|
BAB
III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Varises esofagus adalah penyakit yang ditandai
dengan pembesaran abnormal pembuluh darah vena di esofagus bagian bawah.
Berbagai penyakit terlibat dalam aliran darah vena porta dan menghasilkan
peningkatan tekanan vena porta sehingga membentuk varises esophagus. Varises
esofagus biasanya merupakan komplikasi sirosis hati. Sirosis adalah penyakit
yang ditandai dengan pembentukan jaringan parut di gati. Penyebabnya antara
lain hepatitis B dan C atau konsumsi alkohol dalam jumlah besar. Varises
esofagus terjadi jika aliran darah menuju hati terhalang. Aliran tersebut akan
mencari jalan lain yaitu ke pembuluh darah di esofagus, lambung atau rektum
yang lebih kecil dan lebih mudah pecah. Kompikasi utama varises esofaghus
adalah perdarahan. Varises esofaghus biasanya rentan tejadi perdarahan ulang,
terutama dalam 48 jam pertama.
Perdarahan pada varises esofagus harus segera diatasi, jika tidak dapat
terjadi kematian.
B.
SARAN
Penulis hanya dapat memberikan sedikit pengetahuan
mengenai varises esofagus harapan penulis pembaca dapat memahami dan menerapkan
alikasi keperawatan mengenai varises esofagus
DAFTAR
PUSTAKA
http://www.catatandokter.com/2008/02/varises-esofagus.html
Robins.2007. Buku Ajar Patologi
Volume 2. Jakarta :EGC.
Doenges E Marilynn, dkk. 1999. Rencana
Asuhan Keperawatan. Jakarta :EGC.
0 komentar:
Posting Komentar