BAB
I
PENDAHULUAN
1. Latar
Belakang
Paragraf
merupakan inti penuangan buah pikiran dalam sebuah karangan. Paragraf
mengandung satu unit buah pikiran yang didukung oleh semua kalimat dalam
paragraf tersebut. Penggabungan antara buah pikiran dan kalimat lain dalam
paragraf sebaiknya memiliki kesatuan, kepaduan, dan kelengkapan. Dengan
kepaduan kalimat-kalimat dalam suatu paragraf akan mempermudah pembaca memahami
maksud yang ingin disampaikan oleh penulis. Dalam pengembangannya, paragraf
memiliki berbagai jenis. Penentuan jenis paragraf bergantung pada jenis
karangan yang akan dibuat. Dalam sebuah karangan
ilmiah tidak mungkin baik bila paragraf-paragraf penyusunnya tidak baik. Sama
halnya dengan paragraf, tidak mungkin menjadi paragraf yang baik bila kalimat-kalimat
penyusunnya juga tidak baik. Demikian juga dengan kalimat, tidak mungkin
diperoleh kalimat yang baik bila kata-kata penyusunnya tidak tepat dan tidak
sesuai. Berkaitan dengan paragraf, berikut ini kami akan membahas pengertian
paragraf, ciri paragraf yang baik, Dan jenis-jenis paragraf.
2. Rumusan
Masalah
a.
Apa
pengertian paragraf?
b.
Bagaimana
pembentukkan paragraf?
c.
Apa
itu kerangka struktur paragraf
d.
Bagaimana
pengembangangan paragraf berdasarkan teknik?
e.
Bagaimana
pengembangan paragraf berdasarkan isi?
3. Tujuan
a.
Agar
mahasiswa mampu mengerti pengertian paragraf dan cara pengembangannya
berdasarkan teknik-teknik.
b.
Agar
mahasiswa mampu membuat paragraf dengan baik dan benar.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Paragraf
Paragraf
merupakan suatu kesatuan bentuk pemakaian bahasa yang mengungkapkan pikiran
atau topik dan berada di bawah tataran wacana. Paragraf memiliki potensi
terdiri atas beberapa kalimat. Paragraf yang hanya terdiri atas satu kalimat
tidak mengalami pengembangan. Setiap paragraf berisi kesatuan topik, kesatuan
pikiran atau ide. Dengan demikian, setiap paragraf memiliki potensi adanya satu
kalimat topik atau kalimat utama dan kalimat-kalimat penjelas. Oleh Ramlan,
(1993) pikiran utama atau ide pokok merupakan pengendali suatu paragraf.
B.
Pembentukan Paragraf
Dalam
pembentukan paragraf yang baik terdapat tiga syarat yang harus diperhatikan, yaitu
unsur kesatuan, kepaduan, dan kelengkapan.
Unsur
kesatuan paragraf mengisyaratkan pada adanya persyaratan bahwa suatu paragraf
hanya memilik,i satu topik, satu pikiran utama. Fungsi paragraf dalam hal ini
adalah mengembangkan topik tersebut. Oleh karena itu, pengembangan paragraf
tidak dapat dilakukan secara sembarangan, tidak boleh terdapat unsur yang sama
seklai tidak berhubungan dengan topik, dan tidak mendukung topik. Penyimpangan
pengembangan paragraf akan menyulitkan pembaca, akan mengakibatkan paragraf
tidak efektif. Jadi, satu paragraf idealnya hanya berisi satu gagasan pokok
satu topik. Semua kalimat dalam suatu paragraf harus membicarakan gagasan pokok
tersebut.
Berikut ini diberikan
contoh paragraf, analisislah apakah memenuhi unsur kesatuan paragraf. Bila
tidak memenuhi unsur kesatuan paragraf, berikan alasannya!
1.
Dari
hasil pengamatan terhadap percobaan yang telah dilakukan, terdapat dua kelompok
fenomena yang mampu menjelaskan perbedaan antara larutan elektrolit dan larutan
non elektrolit.
Pertama, larutan yang
menimbulkan gelembung-gelembung gas pada elektroda dan yang kedua, ada larutan
yang tidak menimbulkan gelembung-gelembung gas. Perbedaan penomena ini tidak
mungkin disebabkan oleh konsentrasi larutan, juga tidak boleh kekuatan arus,
karena konsentrasi larutan dibuat sama begitu juga kekuatan sumber arus juga
sama (konsentrasi larutan dan kekuatan sumber arus merupakan variabel kontrol).
Jenis zat terlarut diduga merupakan variabel bebas terhadap munculnya gelembung
gas itu. Oleh karena itu,.........
Unsur
kepaduan paragraf sering disebut dengan koherensi. Suatu paragraf bukanlah
merupakan kumpulan atau deretan kalimat yang masing-masing berdiri sendiri atau
terlepas, melainkan dibangun oleh kalimat-kalimat yang memiliki hubungan timbal
balik. Paragraf yang padu akan membuat pembaca mudah memahami dan mengikuti
jalan pikiran penulis. Urutan pikiran yang teratur dalam paragraf akan
memperlihatkan adanya kepaduan. Bagaimana cara mengembangkan pikiran utama
suatu paragraf dan bagaimana hubungan antara pikiran utama dengan pikiran penjelas
dapat dilihat dari urutan perinciannya. Perincian dapat dilakukan secara
alamiah (kronologis, spasial), dan logis (kausalitas, dedukasi, induksi) (lihat
Akhadiah M.K. dkk, 1991/1992, Soeparno, Haryadi, dan Suhardi, 2001).
Paragraf
yang padu didukung oleh penggunaan unsur kebahasaan yang baik, yaitu adanya
kohesi antar kalimat yang baik. Meski demikian, tidak berarti bahwa paragraf
yang kohesif secara otomatis merupakan paragraf yang padu. Dalam tulisan
hubung, kata ganti, repetisi.
Berikut
ini diberikan contoh paragraf, analisalah unsur kepaduan paragraf. Tunjukan
bagaimana pengorganisasian isi dan unsur kebahasaan sehingga paragraf ini dapat
dinyatakan “status” kepaduannya.
2.
Kota
Jakarta merupakan ibu kota Negara Republik Indonesia. Presiden dan pusat pemerintahan
berada di kota tersebut. Presiden Republik Indonesia sebagai pemimpin negara
dan pemerintahan dipilih secara langsung oleh rakyat setelah UUD 1945
diamandemen. Masa jabatan presiden selama lima tahun, dan dapat dipilih lagi,
paling banyak dua kali berturut-turut. Presiden pilihan rakyat secara langsung
yang pertama kali akan menjabat pada periode 2004-2009.
Unsur
kelengkapan paragraf mengacu pada adanya pikiran utama yang berwujud kalimat
utama dan pikiran penjelas yang berwujud kalimat-kalimat penjelas.
Kalimat-kalimat penjelas haruslah menunjang kejelasan kalimat utama. Paragraf
dinyatakan sebagai paragraf tidak lengkap jika tidak dikembangkan secara baik
oleh karena itu, unsur kelengkapan itu sering pula disebut pengembangan, bahkan
ada yang menyebut perkembangan (lihat Akhadiah M.K. dkk, 1991/1992; Soeparno,
Haryadi, dan Suhardi, 2001; Keraf, 1981)
Perhatikan
contoh paragraf berikut ini apakah telah memenuhi unsur kelengkapan?
C. Kerangka Struktur
Paragraf
Paragraf
diasumsikan berpotensi terdiri atas beberapa kalimat. Kalimat-kalimat tersebut
haruslah dirangkai sedemikian rupa sehingga menjadi paragraf yang baik, yaitu
paragraf yang memenuhi persyaratan kesatuan, kepaduan, dan kelengkapan.
Pendistribusian kalimat utama dan kalimat-kalimat penjelas haruslah menggunakan
cara yang jelas sehingga dapat dirumuskan strukturnya.
Kalimat-kalimat
dalam paragraf dapat dikategorikan menjadi (1) kalimat utama, dan (2) kalimat
penjelas. Ada pula yang menambah satu lagi yaitu kalimat penegas (lihat
Soeparno, 2001). Kalimat penegas pada hakikatnya sama dengan kalimat topik,
hanya saja kalimat penjelas biasanya merupakan penyimpulan, sehingga tidak
pernah terdapat pada awal paragraf. Struktur paragraf biasanya dikaitkan dengan
pengurutan letak kalimat utama, dan kalimat-kalimat penjelas. Khusus paragraf
naratif dan deskriptif tidak dapat ditemukan kalimat utama dan kalimat
penjelas.
Atas
dasar kategori kalimat dalam paragraf tersebut, secara garis besar struktur
paragraf (selain paragraf narasi dan deskripsi) dapat dikategorisasikan menjadi
tiga, yaitu:
a.
Kalimat
utama pada awal paragraf dan diikuti dengan kalimat-kalimat penjelas,
b.
Kalimat
pada akhir paragraf dan didahului dengan kalimat-kalimat penjelas, serta
c.
Kalimat
utama terdapat pada awal dan akhir paragraf, diselingi dengan kalimat-kalimat
penjelas.
D. Pengembangan paragraf
Berdasarkan Teknik
Pengembangan
paragraf yang pertama dapat dilihat dari sudut pandang teknik. Berdasarkan
tekniknya pengembangan paragraf dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu (1)
pengembangan secara alamiah, dan (2) pengembangan secara logis.
1. Pengembangan Secara
Alamiah
Paragraf
yang dikembangkan berdasarkan urutan waktu bersifat kronologis. Hal itu berarti
kalimat yang satu mengungkapkan waktu peristiwa terjadi, atau waktu kegiatan
dilakukan, dan diikuti oleh kalimat-kalimat yang mengungkapkan waktu peristiwa
terjadi, atau waktu kegiatan dilakukan. Paragraf yang dikembangkan dengan cara
ini tidak dijumpai adanya kalimat utama atau kalimat topik. Paragraf seperti
ini biasanya digunakan pada paragraf naratif dan prosedural.
Paragraf
yang dikembangkan berdasarkan urutan ruang atau tempat membawa pembaca dari
satu titik ke titik berikutnya dalam sebuah “ruangan”. Hal itu berarti kalimat
yang satu mengungkapkan suatu bagian (gagasan) yang terdapat pada posisi
tertentu, dan diikuti oleh kalimat-kalimat lain yang mengungkapkan gagasan yang
berada pada posisi yang lain. Pengungkapan gagasan dengan urutan ruang ini
tidak boleh sembarangan, sebab cara yang demikian akan mengakibatkan pembaca
mengalami kesulitan memahami pesan. Paragraf seperti ini biasanya digunakan
pada paragraf deskriptif.
2. Pengembangan Secara
Logis
Pengembangan
paragraf secara logis maksudnya adalah pengembangan paragraf menggunakan pola
pikir tertentu. Pengembangan paragraf secara logis dapat dikelompokkan menjadi
dua, yaitu klimaks-antiklimaks, dan umum-khusus.
Paragraf
yang dikembangkan klimaks-antiklimaks dibagi menjadi dua, yang pertama klimaks,
dan yang kedua antiklimaks. Pengembangan paragraf secara klimaks dilakukan
dengan cara menyajikan gagasan-gagasan yang berupa rincian yang dianggap
sebagai gagasan bawahan, kemudian diakhiri dengan gagasan yang paling
tinggi/atas/kompleks kedudukannya atau kepentingannya. Sebaliknya, pengembangan
paragraf secara antiklimaks dilakukan dengan terlebih dulu gagasan yang
dianggap paling tinggi/atas/kompleks kedudukannya atau kepentingannya, baru
diikuti dengan gagasan-gagasan yang berupa rincian yang dianggap sebagai
gagasan bawahan, gagasan yang dianggap kurang penting atau rendah kedudukannya.
Pengembangan
paragraf berdasarkan kriteria umum-khusus, dapat dikelompokkan menjadi dua,
yaitu paragraf yang dikembangkan dengan cara umum ke khusus, dan khusus ke
umum. Paragraf yang dikembangkan secara umum ke khusus berupa paragraf yang
dimulai dengan gagasan umum yang biasanya merupakan gagasan utama, kemudian
diikuti dengan gagasan khusus sebagai gagasan penjelas atau rincian. Paragraf
yang dikembangkan dengan cara umum ke khusus ini biasa disebut dengan paragraf
deduktif. Paragraf yang dikembangkan secara khusus ke umum berupa paragraf yang
dimulai dengan gagasan khusus sebagai gagasan penjelas atau rincian, kemudian
diikuti dengan gagasan umum yang biasanya merupakan gagasan utama. Paragraf
yang dikembangkan dengan cara khusus ke umum ini biasa disebut dengan paragraf
induktif. Pengembangan paragraf logis umum-khusus ini, baik dengan cara umum ke
khusus (deduktif) maupun khusus ke umum (induktif), paling banyak diguankan,
lebih-lebih dalam karya ilmiah karena karya ilmiah pada umumnya merup sintesis
antara deduktif dan induktif (lihat Akhadiah M.K. dkk., 1991/1992; Soeparno, Haryadi,
dan Suhardi 2001)
E. Pengembangan paragraf
Berdasarkan Isi
Berdasarkan
isinya pengembangan paragraf antara lain dapat dilakukan dengan cara menampilkan
perbandingan atau pertentangan, contoh, sebab-akibat, dan klasifikasi. Berikut
disajikan pengertian keempat cara tersebut secara singkat.
Pertama,
pengembangan paragraf dengan cara pembandingan. Cara pembandingan merupakan
sebuah pengembangan paragraf yang dilakukan dengan membandingkan atau
mempertentangkan guna memperjelas suatu paparan. Kegiatan membandingkan atau
mempertentangkan tersebut berupa penyajian persamaan dan perbedaan antara dua
hal. Sesuatu yang dipertentangkan adalah dua hal yang memiliki tingkat yang
sama. Dan keduanya memiliki persamaan dan perbedaan.
Kedua,
pengembangan paragraf dengna car apemberian. Contoh-contoh disajikan sebagai
gagasan penjelas untuk mendunkung atau memperjelas gagasan umum. Gagasan umum
dapat diletakkan pada awal paragraf atau diakhiri paragraf bergantung pada gaya
yang dikehendaki oleh penulis.
Ketiga,
pengembangan paragraf dengan sebab akibat. Cara sebab akibat sering disebut
dengan kausalitas. Pengembangna paragraf cara ini dapat dilakukan dengan
menyajikan sebab sebagai gagasan pokok/utama baru diikuti akibatnya sebagai
gagasan penjelas, atau sebaliknya disajikan akibat sebagai gagasan pokok utama
diikuti dengan penyebabnya sebagai gagasan penjelas.
Keempat,
pengembangan paragraf dengan cara klasifikasi. Cara klasifikasi biasanya
dilakukan dengan penyajian gagasan pokok/utama kemudian diikuti dengan gagasan penjelas
secara rinci. Gagasan penjelas merupakan klasifikasi dari gagasan utamanya.
Misalnya, gagasan utama A, memiliki gagasan penjelas yang dapat
diklasifikasikan menjadi X dan Z.
Berikut
ini diberikan contoh paragraf, cobalah dianalisis bagaimana pengembangannya
dilihat dari isi. Sudahkan merupakan paragraf yang baik?
Sastra
anak sebagai sumber belajar bahasa di SD mencakup semua genre sastra anak.
Pengertian sastra anak-anak sebenarnya tidak terlalu berbeda dengan sastra
orang dewasa. Keduanya sama-sama berada pada wilayah sastra yang mencakup
kehidupan, yang berbeda hanya fokusnya saja. Sastra anak-anak menempatkan
anak-anak sebagai fokusnya. Ada yang mengartikan bahwa, sastra anak-anak itu
adalah semua buku yang dibaca dan dinikmati oleh anak-anak. Pernyataan ini
kurang disepakati oleh Sutherland dan Arthburnot (1991:6), karena sastra
anak-anak bukan hanya buku yang dibaca dan dinikmati anak, namun juga ditulis
khusus untuk anak-anak dan yang memenuhi standar artisitik dan syarat
kesastraan. Norton (1988) mengungkapkan pendapatnya bahwa sastra anak-anak
adalah sastra yang mencerminkan perasaan pengalaman anak-anak yang dapat
dilihat dan dipahami melalui mata anak-anak (thought the eyes of a child)
Contoh
buku cerita bergambar Miki Tikus Piknik (1990) karya Werner, Beruang
yang Malas (1994) karya Imam R., Singa dan Serangga (1992) karya La
Fontaine, Dalam Perang Jagaraga (1980) karya Karmaputra, Cenderawasih
yang Sombong (1993) karya Rahayu Intarti, Tiga Sekawan (1993) Rahayu
intarti, Musim Kemarau (1991) karya Opih Zainal, Gajah yang Usil (1992)
karya Haryanto Hermawan.
Pengembangan paragraf mencakup
dua hal:
1. Kemampuan memerinci secara
maksimal gagasan utama alinea ke dalam gagasan-gagasan bawahan;
2. Kemampuan
mengurutkan gagasan-gagasan bawahan ke dalam suatu urutan yangteratur.
a) Argumentasi adalah salah satu jenis pengembangan paragraf
dalam penulisan yang ditulis dengan tujuan untuk meyakinkan atau membujuk
pembaca. Dalam penulisan argumentasi isi dapat berupa pembuktian, alasan,
maupun ulasan obyektif dimana disertakan contoh, analogi, dan sebab akibat.
Contoh : Dua tahun terakhir sejak pesawat milik
Adam Air celaka, isu pesawat tua mencuat kepermukaan. Bagaimana tidak, pesawat
tersebut sudah dioperasikan selama 19 tahun. Oleh karena itu, cukup beralasan
jika orang menjadi cemas terbang dengan pesawat berusia tua. Di Indonesia lebih
dari 60% pesawat yang beroperasi adalah pesawat tua , amankah?
Di Indonesia lebih dari 60% pesawat yang beroperasi adalah
pesawat tua, amankah? Kalau memang aman, bagaimana cara merawatnya sehingga ia
nyaman untuk dinaiki?
b) Eksposisi adalah salah satu
jenis pengembangan paragraf dalam penulisan yang dimana isinya ditulis dengan
tujuan untuk menjelaskan atau memberikan pengertian dengan gaya penulisan
yang singkat, akurat, dan padat. Contoh : Pasar Tanah Abang adalah pasar yang kompleks. Di lantai dasar terdapat
sembilan puluh kios penjual kain. Setiap hari rata-rata terjual tiga ratus
meter untuk setiap kios. Dari data ini dapat diperkirakan berapa besarnya uang
yang masuk ke kas DKI dari pasar Tanah Abang.
c) Narasi adalah salah satu
jenis pengembangan paragraf dalam sebuah tulisan dimana rangkaian
peristiwa dari waktu ke waktu dijabarkan dengan urutan awal, tengah, dan diakhiri.
Contoh: Hari itu dosenku benar-benar marah. Aku
dan teman-teman dimarahi habis-habisan, bahkan temanku dipersilahkan untuk
meninggalkan ruangan. Itu semua gara-gara salah seorang temanku yang telah
berbuat salah karena ribut pada saat beliau menjelaskan.
d) Deskripsi (melukiskan apa yang terlihat di
depan mata).
Pasar Tanah Abang adalah pasar yang sempurna. Semua barang
ada di sana. Di toko yang paling depan berderet toko sepatu dalam dan luar
negeri. Di lantai dasar terdapat toko kain yang lengkap. Di samping kanan
terdapat warung-warung kecil penjual sayur dan bahan dapur. Belum lagi kita
harus melihat lantai satu, dua dan tiga.
Paragraf yang baik adalah paragraf yang memiiki
kepaduan antar teksnya, kepaduanbentuk atau kohesi maupun kepaduan makna
atau koherensi. Davies (1982:126)mengatakan
bahwa koherensi dapat dikembangkan lewat gagasan pokok diungkapkanoleh
sebuah kalimat topik (topic sentence). Kalimat topik itu dijelaskan oleh
beberapakalimat pendukung (supporting sentence). Kemudian, kalimat-kalimat
pendukung itu tidak boleh menambahkan gagasan baru dalam paragraf tetapi
hanya menjelaskan gagasan yang sudah ada.
Paragraf yang memiiki lebih dari satu gagasan pokok bukan paragraf yang
baik sebab hanya sebagai deretan kalimat yang
tidak berhubungan.Penambahan gagasan baru dalam paragraf seperti itu
dianggap penyimpangan ataupelanturan.Penjelasan diatas menunjukkan bahwa
ternyata tidak mudah untuk membentuk
BAB III
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Paragraf
berpotensi terdiri atas beberapa kalimat yang secara visual ditandai dengan
indensasi. Pembentukkan paragraf yang baik harus memenuhi persyaratan kesatuan,
kepaduan, dan kelengkapan. Untuk itu, diperlukan pengembangan paragraf yang
baik. Kerangka struktur paragraf dikembangkan berdasarkan peletakan kalimat
utama dan kalimat-kalimat penjelas. Pengembangan paragraf berdasarkan tekniknya
dapat dikelompokkan menjadi alamiah dan logis. Pengembnagna paragraf
berdasarkan isinya, antara lain dapat dilakukan dengan perbandingan, contoh,
sebab-akibat dan klasifikasi.
2. SARAN
Sebagai
akhir dari tulisan ini penulis ingin memberikan saran, yaitu membuat sebuah paragraf tidak
semudah yang kita bayangkan selama ini. Sehingga latihan yang intensif akan
lebih membantu dalam pembuatan sebuah paragraf yang memenuhi persyaratan.
DAFTAR
PUSTAKA
Ai, Marhayanti. 2011. Pengajaran Bahasa Indonesia Semester I. Pontianak : STIK
Muhammadiyah
Rifai, A. 2012. Pengembangan Paragraf Dan Wacana. Online
Resmini, Novi. 2008. Pengembangan Paragraf. Pdf : Online
0 komentar:
Posting Komentar