BAB II
PEMBAHASAN
KONSEP DASAR PENYAKIT
KONSEP DASAR PENYAKIT
Kanker Lambung ( Ca Lambung )
- DEFINISI
Kanker
lambung merupakan bentuk neoplasma maligna gastrointestinal. Karsinoma lambung
merupakan bentuk neoplasma lambung yang paling sering terjadi dan menyebabkan
sekitar 2,6% dari semua kematian akibat kanker (Cancer Facts and Figures,
1991).
Neopasma
ialah kumpulan sel abnormal yang terbentuk oleh sel-sel yang tumbuh
terus-menerus secara tak terbatas, tidak terkoordinasi dengan jaringan
sekitarnya dan tidak berguna bagi tubuh. (Patologi, dr. Achmad Tjarta, 2002).
Karsinoma
Gaster ialah suatu neoplasma yang terdapat pada Gaster. (R. Simadibrata, 2000).
Kanker
lambung adalah salah satu penyakit pembunuh manusia dengan jumlah kematian
14.700 setiap tahun. Kanker lambung terjadi pada kurvatura kecil atau antrum
lambung dan adenokarsinoma. Factor lain selain makanan tinggi asam yang
menyebabkan insiden kanker lambung mencakup Inflamasi lambung, anemia
pernisiosa, aklorhidria ( tidak adanya hidroklorida ). Ulkus lambung, bakteri
H, plylori, dan keturunan. ( Suzanne C. Smeltzer ).
Kanker
lambung atau tumor malignan perut adalah
suatu adeno kararsinoma .kanker ini menyebar ke paru –paru,nodus limfe
dan hepar.faktor risiko meliputi gastritis atrofik kronis dengan metaplasia
usus anemia pernisiosa ,konsumsi alkohol tinggi dan merokok .(Nettina sandra
,pedoman praktik keperawatan )
- EPIDEMIOLOGI
Kanker
lambung terus berkurang di Amerika Serikat. Namun, ini masih menjadi masalah
serius dengan jumlah 14.700 kematian setiap tahunnya, kebanyakan pada individu
dengan usia lebih dari 40 tahun dan kadang-kadang pada individu yang lebih muda.
Kebanyakan kanker lambung terjadi pada kurvatura kecil atau antrum lambung dan
adenokarsinoma. Insiden kanker lambung lebih banyak di Jepang, yang telah
menyababkan diadakannya skriningmassa untuk diagnosis awal di negara ini. Diet tampaknya menjadi faktor yang
signifikan. Diet tinggi makanan asap dan kurang buah-buahan dan sayuran dapat
meningkatkan resiko terhadap kanker lambung. Faktor lain yang berhubungan
dengan insiden kanker lambung mencakup inflamasi lambung, anemia pernisiosa,
aklorhidria ( tidak adanya asam hidroklorida ), ulkus lambung, bakteri H.
pylori, dan keturunan.
- ETIOLOGI
Penyebab
pasti dari kanker lambung belum diketahui, tetapi ada beberapa faktor yang bisa
meningkatkan perkembangan kanker lambung, meliputi hal- hal sebagai berikut:
1.
Faktor predisposisi
a)
Faktor genetik.
Sekitar 10% pasien yang
mengalami kanker lambung memiliki hubungan genetik. Walaupun masih belum
sepenuhnya dipahami, tetapi adanya mutasi dari gen E-cadherin terdeteksi pada
50% tipe kanker lambung. Adanya riwayat keluarga anemia pernisiosa dan polip
adenomatus juga dihubungkan dengan kondisi genetik pada kanker lambung
(Bresciani, 2003).
b)
Faktor umur.
Pada kasus ini ditemukan lebih umum
terjadi pada usia 50-70 tahun, tetapi sekitar 5 % pasien kanker lambung berusia
kurang dari 35 tahun dan 1 % kurang dari 30 tahun (Neugut, 1996).
2.
Faktor presipitasi
a)
Konsumsi makanan yang diasinkan, diasap, atau yang
diawetkan. Beberapa studi menjelaskan intake diet dari makanan yang diasinkan
menjadi faktor utama peningkatan kanker lambung. Sehingga menfasilitasi
konversi golongan nitrat menjadi carcinogenic nitrosamines didalam lambung.
Kondisi terlambatnya pengosongan asam lambung dan peningkatan komposisi
nitrosamines didalam lambung memberikan konstribusi terbentuknya kanker lambung
(Yarbro, 2005).
b)
Infeksi H. Pylori. H. Pylori adalah bakteri penyebab lebih
dari 90% ulkus doudenum dan 80% tukak lambung (fuccio, 2007). Bakteri ini menempel
dipermukaan dalam tukak lambung melalui interaksi antara membran bakteri lektin
dan oligosakarida spesifik dari glikoprotein membran sel-sel epitel lambung
(fuccio, 2009). Mekanisme utama bakteri ini dalam menginisiasi pembentukan luka
adalah melalui produksi racun VacA. Racun VacA bekerja dalam menghancurkan
keutuhan sel-sel tepi lambung melalui berbagai cara; diantaranya melalui
pengubahan fungsi endolisosom, peningkatan permeabilitas sel, pembentukan pori
dalam membran plasma, atau apoptosis (pengaktifan bunuh diri sel). Pada
beberapa individu, H. Pylori juga menginfeksi bagian badan lambung. Bila
kondisi ini sering terjadi, maka akan menghasilkan peradangan yang lebih luas
yang tidak hanya memengaruhi ulkus didaerah badan lambung, tetapi juga meningkatkan
risiko kanker lambung. Peradangan dilendir lambung juga merupakan faktor risiko
tipe khusus tumor limfa (lymphatic neoplasm) dilambung, atau disebut dengan
limfoma MALT (Mucosa Lymphoid Tissue). Infeksi H. Pylori berperan penting dalam
menjaga kelangsungan tumor dengan menyebabkan dinding atrofi dan perubahan
metaplastik pada dinding lambung (santacroce, 2008).
c)
Mengkonsumsi rokok dan alkohol. Pasien dengan konsumsi rokok
lebih dari 30 batang sehari dan kombinasi dengan konsumsi alkohol kronik akan
meningkatkan risiko kanker lambung (Gonzalez, 2003).
d)
NSAIDs. Inflamasi polip lambung bisa terjadi pada pasien
yang mengkonsumsi NSAIDs dalam jangka waktu yang lama dalam hal ini (polip
lambung) dapat menjadi prekursor kanker lambung. Kondisi polip lambung berulang
akan meningkatkan risiko kanker lambung (Houghton, 2006).
e)
Anemia pernisiosa. Kondisi ini merupakan penyakit kronis
dengan kegagalan absorpsi kobalamin (vitamin B12), disebabkan oleh kurangnya
faktor instrinsik sekresi lambung, kombinasi anemia pernisiosa dengan infeksi
H. Pylori memberikan konstribusi penting terbentuknya tumorigenesis pada
dinding lambung (Santacroce, 2008).
- PATOFISIOLOGIS
Seperti
pada umumnya tumor ganas ditempat lain penyebab tumor gaster juga belum
diketahui secara pasti. Faktor yag mempermudah timbulnya tumor ganas gaster
adalah perubahan mukosa yang abnormal antara lain seperti gastritis atropik,
polip di gaster, dan anemia pernisiosa. Di samping itu juga pengaruh keadaan
lingkungan mungkin memegang peran penting terutama pada penyakit gaster seperti
dinegara Jepang, Chili, Irlandia, Australia, Rusia dan Skandinavia. Ternyata
pada orang jepang yang telah lama meninggalkan jepang, frekuensi tumor ganas
gaster lebih rendah. Dapat disimpulkan bahwa kebiasaaan hidup mempunyai peran penting,
makanan panas dapat merupakan faktor timbulnya tumor ganas seperti juga makanan
yang di asap, ikan asin yang mungkin mempermudah timbuknya tumor ganas gaster.
Selain itu faktor lain yang mempengaruhi adalah faktor herediter, dan faktor
infeksi H. Pylori. Karsinoma gaster berasal dari pertumbuhan epitel pada
membran mukosa gaster. Kabanyakan karsinoma gaster berkembang pada bagian bawah
gaster. Sedangkan pada atrofi gaster disapatkan bagian atas gaster dan secara
multisenter.
Karsinoma
gaster terlihat beberapa bentuk yaitu :
1.
Seperempatnya berasal dari propria yang berbentuk fungating
yang tumbuh ke lumen sebagai massa.
2.
Seperempatnya berbentuk tumor yang berulserasi.
3.
Massa yang tumbuh melalui dinding menginvasi lapisan otot.
4.
Penyebarannya melalui dinding yang disemari penyebaran pada
permukaan.
5.
Bentuk linisplastika.
6.
Sepertiganya karsinoma berbagai bentuk di atas.
Prognosis
yang baik berhubungan dengan bentuk polipoid dan kemudian berbentuk ulserasi
dan yang paling jelek ada bentuk scirrhous. Penyebaran karsinoma gaster sering
kehati, arteri hepatika dan celiac, pankreas dan hilus selitar limpa. Dapat
juga mengenai tulang, paru, otak dan bagian lain saluran cerna.
- KLASIFIKASI
1.
Early gastric cancer (tumor ganas lambung dini).
Berdasarkan hasil pemeriksaan radiologi,
gastroskopi dan pemeriksaan histopatologis dapat dibagi atas :
a. Tipe I (pritrured type)
Tumor ganas yang menginvasi hanya
terbatas pada mukosa dan sub mukosa yang berbentuk polipoid. Bentuknya ireguler
permukaan tidak rata, perdarahan dengan atau tanpa ulserasi.
b. Tipe II (superficial type)
Dapat dibagi atas 3 sub tipe.
1) Elevated type
Tampaknya sedikit elevasi mukosa
lambung. Hampir seperti tipe I, terdapat sedikit elevasi dan lebih meluas dan
melebar.
2) Flat type
Tidak terlihat elevasi atau depresi
pada mukosa dan hanya terlihat perubahan pada warna mukosa.
3) Depressed type
Didapatkan permukaan yang iregular
dan pinggir tidak rata (iregular) hiperemik /
perdarahan.
c. Type III. (Excavated type)
Menyerupai
Bormann II (tumor ganas lanjut) dan sering disertai kombinasi seperti IIC + III
atau III + IIc dan IIa + IIc
2. Advanced gastric cancer (tumor ganas
lanjut).
Menurut klasifikasi Bormann dapat dibagi atas :
a. Bormann I.
Bentuknya berupa polipoid karsinoma
yang sering juga disebut sebagai fungating dan mukosa di sekitar tumor atropik
dan iregular.
b. Bormann II
Merupakan Non Infiltrating
Carsinomatous Ulcer dengan tepi ulkus serta mukosa sekitarnya menonjol dan
disertai nodular. Dasar ulkus terlihat nekrotik dengan warna kecoklatan,
keabuan dan merah kehitaman. Mukosa sekitar ulkus tampak sangat hiperemik.
c. Bormann III.
Berupa infiltrating Carsinomatous
type, tidak terlihat bats tegas pada dinding dan infiltrasi difus pada seluruh
mukosa.
d. Bormann IV
Berupa bentuk diffuse Infiltrating
type, tidak terlihat batas tegas pada dinding dan infiltrasi difus pada seluruh
mukosa.
- TANDA DAN GEJALA
Pada
tahap awal kanker lambung, gejala mungkin tidak ada. Beberapa penelitian telah
menunjukkan bahwa gejala awal, seperti nyeri yang hilang dengan antasida, dapat
menyerupai gejala pada pasien ulkus benigna. Gejala penyakit progresif dapat
meliputi:
1. Nyeri
2. Penurunan Berat badan.
3. Muntah
4. Anoreksia.
5. Disfagia.
6. Nausea.
7. Kelemahan.
8. Hematemasis.
9. Regurgitasi.
10. Mudah kenyang.
11. Asites ( perut membesar).
12. Keram abdomen
13. Darah yang nyata atau samar dalam
tinja
14. Pasien mengeluh rasa tidak enak pada
perut terutama sehabis makan.
- PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan
fisik dapat membantu diagnosis seperti penurunan berat badan, anemia, teraba
massa di epigastrium, jika telah metastasisi ke hati akan terba hati yang
irreguler, dan terkadang terba kelenjar limfe klavikula.
- PEMERIKASAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan fisik.
Pemeriksaan
fisis dapat membantu diagnosis berupa berat badan menurun dan anemia. Didaerah
epigastrium mungkin ditemukan suatu massa dan jika telah terjadi metastasis ke
hati, teraba hati yang iregular, dan kadang-kadang kelenjar limfe klavikula
teraba.
2. Radiologi.
Pemeriksaan
radiologi yang penting adalah pemeriksaan kontras ganda dengan berbagai posisi
seperti telentang. Tengkurap, oblik yang disertai dengan komprsi.
3. Gastroskopi dan Biopsi.
Pemeriksaan
gastroskopi banyak sekali membantu diagnosis untuk melihat adanya
tumor gaster. Pada pemeriksaan Okuda (1969) dengan biopsi ditemukan
94 % pasien dengan tumor ganas gaster sedangkan dengan sitologi lavse hanya
didapatkan 50 %.
4. Pemeriksaan darah pada tinja.
Pada
tumor ganas sering didapatkan perdarahan dalam tinja (occult blood), untuk itu
perlu dilakukan pemeriksaan tes Benzidin.
5. Sitologi.
Pemeriksaan
Papanicolaou dari cairan lambung dapat memastikan tumor ganas lambung dengan
hasil 80 – 90 %. Tentu pemeriksaan ini perlu dilengkapi dengan pemeriksaan
gastroskopi dan biopsi.
- PENATALAKSANAAN
1. Bedah
jika
penyakit belum menunjukkan tanda penyebaran, pilihan terbaik adalah pembedahan.
Walaupun telah terdapat daerah sebar, pembedahab sudah dapat dilakukan sebagai
tindakan paliatif. Reaksi kuratif akan berhsil bila tidak ada tanda metastasis
di tempat lain, tidak ada sisa Ca pada irisan lambung, reseksi cairan sekitar
yang terkena, dari pengambilan kelenjar limfa secukupnya.
2. Radiasi
3. Pengobatan dengan radiasi
memperlihatkan kurang berhasil.
4. Kemoterapi
Pada
tumor ganas dapat dilakukan pemberian obat secara tunggal atau kombinsi
kemoterapi. Di antara obat yang di gunakan adalah 5 FU, trimetrexote, mitonisin
C, hidrourea, epirubisin dan karmisetin dengan hasil 18 – 30 %.
- KOMPLIKASI
1. Perforasi
Dapat
terjadi perforasi akut dan perforasi kronik.
2. Hematemesis.
Hematemesis
yang masif dan melena dapat terjadi pada tumor ganas lambung sehingga dapat
menimbulkan anemia.
3. Obstruksi.
Dapat
terjadi pada bagian bawah lambung dekat daerah pilorus yang disertai keluhan
mintah-muntah.
4. Adhesi.
Jika
tumor mengenai dinding lambung dapat terjadi perlengketan dan infiltrasi dengan
organ sekitarnya dan menimbulkan keluhan nyeri perut
BAB III
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
- PENGKAJIAN
1. Persepsi kesehatan-pemeliharaan
kesehatan
a. Apakah ada riwayat kanker pada
keluarga
b. Status kesehatan dan penyakit yang
diderita, upaya yang dilakukan
c. Lingkungan tempat tinggal klien
d. Tingkat pengetahuan dan kepedulian
pasien
e. Hal-hal yang membuat status
kesehatan pasien berubah : merokok, alkohol, obat-obatan, polusi, lingkungan,
ventilasi.
2. Nutrisi metabolic
a. Jenis, frekuensi dan jumlah makanan
dan minuman yang dikonsumsi sehari
b. Adanya mual, muntah, anorexia,
ketidakmampuan memenuhi kebutuhan nutrisi
c. Adanya kebiasaan merokok, alkohol
dan mengkonsumsi obat-obatan tertentu.
d. Ketaatan terhadap diet, kaji diet
khusus
e. Jenis makanan yang disukai (pedas,
asam, manis, panas, dingin)
f. Adanya makanan tambahan
g. Napsu makan berlebih/kurang
h. Kebersihan makanan yang dikonsumsi
3. Eliminasi
a. Pola BAK dan BAB: frekuensi,
karakteristik, ketidaknyamanan, masalah pengontrolan
b. Adanya mencret bercampur darah
c. Adanya Diare dan konstipasi
d. Warna feses, bentuk feses, dan bau
e. Adanya nyeri waktu BAB
4. Aktivitas dan latihan
a. Kebiasaan aktivitas sehari hari
b. Kebiasaan olah raga
c. Rasa sakit saat melakukan aktivitas
5. Tidur dan istirahat
a. Adanya gejala susah tidur/ insomnia
b. Kebiasaan tidur per 24 jam
6. Persepsi kognitif
a. Gangguan pengenalan (orientasi)
terhadap tempat, waktu dan orang
b. Adanya gangguan proses pikir dan
daya ingat
c. Cara klien mengatasi rasa tidak
nyaman(nyeri)
d. Adanya kesulitan dalam mempelajari
sesuatu
7. Persepsi dan konsep diri
Penilaian klien terhadap dirinya sendiri
8. Peran dan hubungan dengan sesame
a. Klien hidup sendiri/keluarga
b. Klien merasa terisolasi
c. Adanya gangguan klien dalam keluarga
dan masyarakat
9. Reproduksi dan seksualitas
a. Adanya gangguan seksualitas dan
penyimpangan seksualitas
b. Pengaruh/hubungan penyakit terhadap
seksualitas
10. Mekanisme koping dan toleransi
terhadap stess
a. Adanya perasaan cemas,takut,tidak
sabar ataupun marah
b. Mekanisme koping yang biasa
digunakan
c. Respon emosional klien terhadap
status saat ini
d. Orang yang membantu dalam pemecahan
masalah
11. Sistem kepercayaan
Agama yang dianut,apakah kegiatan ibadah terganggu
- DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nausea b.d refluk
2. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
b.d penurunan gerak peristaltik usus
3. Nyeri b.d peningkatan massa lambung
4. Kelelahan b.d penyerapan makanan
tidak adekuat
- INTERVENSI KEPERAWATAN
No.
Dx
|
Tujuan dan KH
|
Intervensi
|
Rasional
|
1.
|
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam
masalah keperawatan nausea dapat teratasi dengan KH sebagai berikut :
1. Asupan nutrisi terpenuhi
2. Pasien dapat mengidentifikasi
tindakan yang dapat mengurangi mual dan muntah
3. Asupan nutrisi dapat masuk secara
adekuat
|
1. Pantau gejala yang menyebabkan
mual dan muntah
2. Pantau frekuensi muntah pasien
3. Ajarkan kepada pasien untuk makan
secara teratur
4. Pasang NGT bila keadaan sudah
parah
5. Ajarkan kepada pasien untuk minum
satu jam sebelum dan satu jam setelah makan
6. Kolaborasi dengan dokter untuk memberikan
obat anti emetik sesuai dosis
|
1. Mengetahui penyebab dari mual dan
muntah
2. Mengetahui berapa CC cairan yang
keluar
3. Pemasukan nutrisi yang adekuat
akan mengurangi kelelahan
4. Pemasukan nutrisi enteral lebih
adekuat dan cepat diserap oleh tubuh
5. Pembatasan minum satu jam sebelum
dan sesudah makan akan mengurangi tingkat kepenuhan dari isi perut
6. Pemberian kolaborasi dengan dokter
untuk pemberian obat anti emetik diharapkan bisa mengurangi hasrat untuk
muntah
|
2
|
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam,
masalah nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh dapat teratasi dengan KH sebagai
berikut :
1. Menunjukkan keadekuatan zat gizi
yang masuk dalam tubuh dan yang diabsorbsi oleh tubuh
2. Keadekuatan jumlah makan dan
cairan yang masuk ke dalam tubuh selama 24 jam
3. Mempertahankan berat badan dalam
keadaan normal
|
1. Pantau intake dan output makanan
2. Lakukan penimbangan berat badan
3. Pantau nilai laboratorium khususnya
albumin
4. Berikan asupan diit makanan yang
mudah diserap
5. Beri tahu kepada pasien atau
keluarga tentang makanan yang bergizi
6. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
pemberian nutrisi yang seimbang
|
1. Mengetahui jumlah makan baik yang dimasukkan
atau dikeluarkan
2. Perkembangan berat badan pasien
selama perawatan
3. Asupan makanan akan mempengaruhi
nilai albumin
4. Pemberian makanan yang mudah
diserap oleh tubuh dengan tujuan agar nutrisi dapat terpenuhi
5. Pendidikan kepada pasien dengan
harapan lebih dapat mengetahui tentang makanan yang bergizi
6. Penentuan diit yang seimbang dan
tetap
|
3.
|
Setelah dilakukan keperawatan selama 3x24 jam, masalah
keperawatan nyeri dapat teratasi dengan KH sebagai berikut :
1. Skala nyeri turun, misal 4 – 5
2. Memperlihatkan wajah yang tidak
meringis kesakitan
3. Kegelisahan dapat berkurang
|
1. Pantau TTV
2. Pantau keparahan nyeri dan skala
nyeri
3. Tatalaksanan nyeri : ringankan
atau kurangi nyeri sampai pada tingkat kenyaman yang dapat diterima oleh
pasien
4. Ajarkan teknik relaksasi nafas
dalam
5. Kolaborasi dengan dokter untuk
pemberian analgetik sesuai dosis
|
1. Mengetahui keadaan umum pasien
2. Mengetahui tingkat perkembangan nyeri
3. Memberikan kenyamanan sesuai yang
diharapkan oleh pasien
4. teknik untuk mengurangi nyeri
5. pemberian obat analgetik
diharapkan mampu mengurangi nyeri
|
- EVALUASI
1. Nausea b.d refluk
a. Pasien menunjukkan pengurangan mual
dan muntah
b. Asupan nutrisi terpenuhi
c. Pasien dapat mengidentifikasi
tindakan yang dapat mengurangi mual dan muntah
d. Asupan nutrisi dapat masuk secara
adekuat
2. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
b.d penurunan gerak peristaltik usus
a. Menunjukkan keadekuatan zat gizi
yang masuk dalam tubuh dan yang diabsorbsi oleh tubuh
b. Keadekuatan jumlah makan dan cairan
yang masuk ke dalam tubuh selama 24 jam
c. Mempertahankan berat badan dalam
keadaan normal
3. Nyeri b.d peningkatan massa lambung
a. Skala nyeri turun, misal 4 – 5
b. Memperlihatkan wajah yang tidak
meringis kesakitan
c. Kegelisahan dapat berkurang
BAB III
PENUTUP
- Kesimpulan
Penyebab
dari karsinoma Gaster sampai saat ini belum diketahui secara pasti. Namun para
penyelidik berpendapat bahwa komposisi makanan merupakan faktor penting dalam
kejadian karsinoma Gaster. Makanan tersebut seperti ;
1. Gastritis kronis.
2. Faktor infeksi (oleh kuman H.
Pylory).
3. Herediter.
4. Sering Makan daging hewan dengan
cara dipanggang atau dibakar atau diasapkan.
5. Sering makan makanan yang terlalu
pedas.
6. Kurang makanan yang mengandung
serat.
7. Makan makanan yang memproduksi bahan
karsinogenik dan ko-karsinogenik.
0 komentar:
Posting Komentar