1.
Aan Aji Prayogi Tugas : Komp.Th
2.
Agus Sudiana Nurmansyah
3.
Dinantika Elfridawati
4.
Elsa Oktafiani
5.
Gustina hairani
TERAPI KOMPLEMENTER
A. Pengertian
Terapi Komplementer adalah cara
penanggulangan penyakit yang dilakukan sebagai pendukung kepada pengobatan
medis konvensional atau sebagai pengobatan pilihan lain di luar pengobatan
medis yang konvensional.
Terapi Komplementer adalah
pengobatan non konvensional yang bukan berasal dari negara yang bersangkutan.
Misalnya, jamu bukan termasuk pengobatan komplementer tetapi merupakan
pengobatan tradisional (WHO).
B. Perkembangan Terapi Komplementer
Berdasarkan hasil Survey Sosial Ekonomi Nasional
(SUSENAS) tentang penggunaan pengobatan tradisional termasuk di dalamnya
pengobatan komplementer – alternatif yang meningkat dari tahun ke tahun, bahkan
hasil penelitian tahun 2010 telah digunakan oleh 40% dari penduduk Indonesia.
C. Rumah Sakit Terapi Komplementer di
Indonesia
Berdasarkan Surat
Keputusan Direktur Jenderal Bina Pelayanan Medik yang telah menetapkan
kewenangan terhadap 12Rumah Sakit Pendidikan untuk melaksanakan pelayanan
pengobatan komplementer, dintaranya :
1.
RSUP Sanglah
Denpasar
2.
RSUD Dr.
Pringadi Medan
3.
RSUP
Persahabatan Jakarta
4.
RS Kanker
Dharmais Jakarta
5.
RSUD Saiful
Anwar Malang
6.
RSUD Dr.
Soetomo Surabaya
7.
RS TNI AL
Mintoharjo Jakarta
8.
RSUP Dr.
Sardjito Yogyakarta
9.
RSUP Prof.
Dr. Kandau Menado
10. RSUP Dr. Suraji Tirtonegoro Klaten
11. RS Orthopedi Prof. Dr. R. Soeharso Solo
12. RSUP Dr. Wahidin Sudiro Husodo Makassar
D. Tujuan Terapi Komplementer
Terapi komplementer bertujuan untuk memperbaiki fungsi dari sistem – sistem
tubuh, terutama sistem kekebalan dan pertahanan tubuh agar tubuh dapat
menyembuhkan dirinya sendiri yang sedang sakit, karena tubuh kita sebenarnya
mempunyai kemampuan untuk menyembuhkan dirinya sendiri, asalkan kita mau
mendengarkannya dan memberikan respon dengan asupan nutrisi yang baik dan
lengkap serta perawatan yang tepat.
E.
Jenis – Jenis Terapi Komplementer
a.
Nutrisi (Nutritional Therapy);
b.
Terapi herbal (Herbal Therapy);
c.
Terapi psiko – somatik (Mind – Body Therapy)
d.
Terapi spiriyual berbasis
doa (Spiritual Therapy Based on Prayer)
F. Metode Terapi Komplmenter
a.
Yoga;
b.
Akupuntur;
c.
Pijat refleksi;
d.
Chiropractic;
e.
Tanaman obat herbal;
f.
Homeopati, natuopati;
g.
Terapi polaritas atau reiki;
h.
Tekhnik – tekhnik relaksasi;
i.
Hipnoterapi, meditasi dan
visualisasi.
G.
Obat – Obat yang Digunakan dalam Terapi Komplmenter
a.
Bersifat natural yaitu mengambil bahan dari alam,
seperti jamu – jamuan, rempah yang sudah dikenal (jahe, kunyit,
temu lawak dan sebagainya).
b.
Pendekatan lain seperti menggunakan energi tertentu yang mampu
mempercepat proses penyembuhan, hingga menggunakan doa tertentu yang diyakini
secara spiritual memiliki kekuatan penyembuhan.
Di Indonesia ada 3 jenis teknik
pengobatan komplementer yang telah ditetapkan oleh Departemen Kesehatan
untuk dapat diintegrasikan ke dalam pelayanan konvensional, yaitu sebagai
berikut :
- Akupunktur medik yang dilakukan oleh dokter umum berdasarkan kompetensinya. Metode yang berasal dari Cina ini diperkirakan sangat bermanfaat dalam mengatasi berbagai kondisi kesehatan tertentu dan juga sebagai analgesi (pereda nyeri). Cara kerjanya adalah dengan mengaktivasi berbagai molekul signal yang berperan sebagai komunikasi antar sel. Salah satu pelepasan molekul tersebut adalah pelepasan endorphin yang banyak berperan pada sistem tubuh.
- Terapi hiperbarik, yaitu suatu metode terapi dimana pasien dimasukkan ke dalam sebuah ruangan yang memiliki tekanan udara 2 – 3 kali lebih besar daripada tekanan udara atmosfer normal (1 atmosfer), lalu diberi pernapasan oksigen murni (100%). Selama terapi, pasien boleh membaca, minum, atau makan untuk menghindari trauma pada telinga akibat tingginya tekanan udara.
- Terapi herbal medik, yaitu terapi dengan menggunakan obat bahan alam, baik berupa herbal terstandar dalam kegiatan pelayanan penelitian maupun berupa fitofarmaka. Herbal terstandar yaitu herbal yang telah melalui uji preklinik pada cell line atau hewan coba, baik terhadap keamanan maupun efektivitasnya. Terapi dengan menggunakan herbal ini akan diatur lebih lanjut oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi, yaitu sebagai berikut :
sumber daya
manusia harus tenaga dokter dan atau dokter gigi yang sudah memiliki
kompetensi.
Bahan yang
digunakan harus yang sudah terstandar dan dalam bentuk sediaan farmasi.
Rumah sakit
yang dapat melakukan pelayanan penelitian harus telah mendapat izin dari
Departemen Kesehatan Republik Indonesia dan akan dilakukan pemantauan terus –
menerus.
Dari 3 jenis
teknik pengobatan komplementer yang ada, daya efektivitasnya untuk mengatasi
berbagai jenis gangguan penyakit tidak bisa dibandingkan satu dengan lainnya
karena masing – masing mempunyai teknik serta fungsinya sendiri – sendiri.
Terapi hiperbarik misalnya, umumnya digunakan untuk pasien – pasien dengan gangren
supaya tidak perlu dilakukan pengamputasian bagian tubuh. Terapi herbal,
berfungsi dalam meningkatkan daya tahan tubuh. Sementara, terapi akupunktur
berfungsi memperbaiki keadaan umum, meningkatkan sistem imun tubuh, mengatasi
konstipasi atau diare, meningkatkan nafsu makan serta menghilangkan atau
mengurangi efek samping yang timbul akibat dari pengobatan kanker itu sendiri,
seperti mual dan muntah, fatigue (kelelahan) dan neuropati.
Pada
beberapa rumah sakit di Indonesia, pengobatan komplementer ini pun mulai
diterapkan sebagai terapi penunjang atau sebagai terapi pengganti bagi pasien
yang menolak metode pengobatan konvensional. Terapi komplementer ini juga dapat
dilakukan atas permintaan pasien sendiri ataupun atas rujukan para dokter
lainnya. Diharapkan dengan penggabungan pengobatan konvensional dan pengobatan
komplementer ini bisa didapatkan hasil terapi yang lebih baik.
Di
Indonesia, Rumah Sakit Kanker “ Dharmais “ Jakarta merupakan satu dari 4 rumah
sakit yang telah ditunjuk oleh Departemen Kesehatan untuk melaksanakan dan
mengembangkan pengobatan komplementer ini. Untuk saat ini, pengobatan
komplementer yang sudah tersedia adalah pengobatan akupunktur medik. Sedangkan
untuk terapi menggunakan herbal medik sedang dalam persiapan. 3 rumah sakit
lain yang dipercaya untuk terapi pengobatan komplementer oleh Departemen
Kesehatan adalah Rumah Sakit Persahabatan Jakarta, Rumah Sakit Dokter Soetomo
Surabaya, dan Rumah Sakit Kandouw Manado.
PENGOBATAN ALTERNATIF & KOMPLEMENTER
Dalam buku tersebut, dituliskan definisi
pengobatan alernatif dan komplementer sebagai berikut:
- Pengobatan Alternatif adalah jenis pengobatan yang tidak dilakukan oleh paramedis/dokter pada umumnya, tetapi oleh seorang ahli atau praktisi yang menguasai keahliannya tersebut melalui pendidikan yang lain/non medis.
- Pengobatan Komplementer adalah pengobatan tradisional yang sudah diakui dan dapat dipakai sebagai pendamping terapi konvesional/medis.
Menurut National Center for Complementary
and Alternative Medicine (NCCAM) Pengobatan di atas dapat dikategorikan
menjadi 5 kategori yang kadangkala satu jenis pengobatan bisa mencakup beberapa
kategori. (Wikipedia-Alternative Medicine)
Sistemnya adalah:
- Alternative Medical System/ Healing System – non
medis
terdiri dari Homeopathy, Naturopathy, Ayurveda dan Traditional Chinese Medicine (selanjutnya disingkat TCM)
seven
chakras-ayurveda
- Mind Body Intervention
terdiri atas Meditasi, Autogenics, Relaksasi Progresif, Terapi Kreatif, Visualisasi Kreatif, Hypnotherapy, Neurolinguistik Programming (NLP), Brain Gym, dan Bach Flower Remedy. - Terapi Biologis
terdiri dari Terapi Herbal, Terapi Nutrisi, Food Combining, Terapi Jus, Makrobiotik, Terapi Urine, Colon Hydrotherapy. - Manipulasi Anggota Tubuh
terdiri atas Pijat/Massage, Aromatherapy, Hydrotherapy, Pilates, Chiropractic, Yoga, Terapi Craniosacral, Teknik Buteyko. - Terapi Energi
terdiri dari Akupunktur, Akupressur, Refleksiologi, Chi Kung, Tai Chi, Reiki, dan Prana healing.
Sedangkan untuk pengobatan
konvensional maupun pilihan diagnosa ada pula yang dilakukan seperti pengobatan
alternatif :
hyperbaric oxygen chamber
Pengobatan konvensional/medis – Gaya
alternatif
terdiri atas Terapi khelasi, Terapi Oksigen Hiperbarik, dan EECP.
terdiri atas Terapi khelasi, Terapi Oksigen Hiperbarik, dan EECP.
Diagnosa Alternatif
melalui Foto aura, Iridologi, Radiestesi, Kinesiologi, dan Diagnosa TCM
melalui Foto aura, Iridologi, Radiestesi, Kinesiologi, dan Diagnosa TCM
Sumber
: http://rumahherbalku.wordpress.com/2009/02/08/pengobatan-alternatif-komplementer-bersambung-bag-1/
Terapi
komplemenetr
Sumber:
http://www.scribd.com/doc/76628021/Terapi-Komplementer-FOKUS-GROUP
0 komentar:
Posting Komentar