BAB
I
PENDAHULUAN
•
Latar
Belakang
HIV dan AIDS kata itu sudah tidak asing lagi ditelinga kita
masyarakat penyakit yang mematikan yang menyerang sistem kekebalan tubuh. HIV
dan AIDS ditemukan di tempat yang berbeda pertama AIDS pertama kali ditemukan
pada homoseksual di Los
Angeles.sedang kan HIV pertama kali ditemukan diafrika barat,banyak
masyarakat mengangap remeh penyakit HIV dan AIDS ini karena penyakit ini
efeknya sangat lama dan tidak terlihat secara langsung. Gejalanya muncul setelah
beberapa tahun korban terjangkit virus tersebut. Sehinga penyakit ini menjalar
dan membunu sistem kekebalan tubuh si korban secara perlahan dalam proses yang
cukup lama. Maka dari itu dalam makalah ini kami akan menyajikan info tentang
HIV dan AIDS yang semoga bermamfaat untuk masyarakat.
•
Rumusan
Masalah
•
Apa pengertian HIV dan AIDS?
•
Gejala HIV dan AIDS?
•
Penyebab HIV dan AIDS?
•
Diaknosa tentang HIV dan AIDS?
•
Penanganan dan pengobatan HIV dan AIDS?
•
Pencegahan HIV dan AIDS?
•
Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah kami
adalah :
•
Menjelaskan tentang apa pengertian HIV dan AIDS?
•
Menjelaskan tentang Gejala HIV dan AIDS?
•
Menjelaskan tentang Penyebab HIV dan AIDS?
•
Menjelaskan tentang Diaknosa tentang HIV dan AIDS?
•
Menjelaskan tentang Penanganan dan pengobatan HIV dan AIDS?
•
Menjelaskan tentang Pencegahan HIV dan AIDS?
BAB
II
PEMBAHASAN
•
Pengertian
Acquired Immunodeficiency Syndrome atau Acquired Immune Deficiency Syndrome (disingkat AIDS) adalah sekumpulan gejala dan infeksi (atau: sindrom) yang timbul karena rusaknya sistem kekebalan tubuh manusia akibat infeksi virus HIV; atau
infeksi virus-virus lain yang mirip yang menyerang spesies lainnya (SIV, FIV, dan lain-lain).
Virusnya
sendiri bernama Human Immunodeficiency
Virus (atau disingkat HIV) yaitu virus yang memperlemah
kekebalan pada tubuh manusia. Orang yang terkena virus ini akan menjadi rentan
terhadap infeksi oportunistik ataupun mudah terkena tumor. Meskipun penanganan yang telah ada dapat memperlambat laju
perkembangan virus, namun penyakit ini belum benar-benar bisa disembuhkan.
•
Gejala dan Komplikasi
Berbagai
gejala AIDS umumnya tidak akan terjadi pada orang-orang yang memiliki sistem
kekebalan tubuh yang baik. Kebanyakan kondisi tersebut akibat infeksi oleh bakteri, virus, fungi dan parasit, yang biasanya dikendalikan oleh
unsur-unsur sistem kekebalan tubuh yang dirusak HIV.
Infeksi oportunistik umum didapati pada penderita
AIDS. HIV memengaruhi hampir semua organ tubuh. Penderita AIDS juga berisiko lebih
besar menderita kanker seperti sarkoma Kaposi, kanker leher rahim, dan kanker sistem kekebalan yang
disebut limfoma. Biasanya penderita AIDS memiliki
gejala infeksi sistemik; seperti demam, berkeringat (terutama pada malam hari),
pembengkakan kelenjar, kedinginan, merasa lemah, serta penurunan berat badan.
Infeksi oportunistik tertentu yang diderita pasien AIDS, juga tergantung pada
tingkat kekerapan terjadinya infeksi tersebut di wilayah geografis tempat hidup
pasien.
Salah
satu penyakit yang disebabkan oleh HIV DAN AIDS adalah Kanker dan tumor ganas
(malignan) Pasien dengan infeksi HIV pada dasarnya memiliki risiko yang lebih
tinggi terhadap terjadinya beberapa kanker. Hal ini karena infeksi oleh virus DNA penyebab mutasi genetik; yaitu terutama virus Epstein-Barr (EBV), virus herpes Sarkoma Kaposi
(KSHV), dan virus papiloma manusia (HPV).
Sarkoma
Kaposi adalah tumor yang paling umum menyerang pasien yang terinfeksi HIV.
Kemunculan tumor ini pada sejumlah pemuda homoseksual tahun 1981 adalah salah satu pertanda pertama wabah AIDS. Penyakit ini
disebabkan oleh virus herpes Sarkoma Kaposi (KSHV). Penyakit ini sering muncul
di kulit dalam bentuk bintik keungu-unguan, tetapi dapat menyerang organ lain,
terutama mulut, saluran pencernaan, dan paru-paru.
Pasien
yang terinfeksi HIV juga dapat terkena tumor lainnya, seperti limfoma Hodgkin, kanker usus besar bawah (rectum), dan kanker anus. Namun demikian, banyak tumor-tumor yang umum seperti kanker payudara dan kanker usus besar (colon), yang tidak meningkat kejadiannya pada pasien terinfeksi
HIV. Di tempat-tempat dilakukannya terapi antiretrovirus yang sangat aktif (HAART) dalam menangani AIDS,
kemunculan berbagai kanker yang berhubungan dengan AIDS menurun, namun pada
saat yang sama kanker kemudian menjadi penyebab kematian yang paling umum pada
pasien yang terinfeksi HIV.
•
Penyebab.
AIDS
merupakan bentuk terparah atas akibat infeksi HIV. HIV adalah retrovirus yang biasanya menyerang organ-organ vital sistem kekebalan
manusia, seperti sel T CD4 + (sejenis sel T), makrofaga.
HIV
merusak sel T CD4+ secara langsung dan tidak langsung, padahal sel T
CD4+ dibutuhkan agar sistem kekebalan tubuh dapat berfungsi baik.
Bila HIV telah membunuh sel T CD4+ hingga jumlahnya menyusut hingga
kurang dari 200 per mikroliter (µL) darah, maka kekebalan di tingkat sel akan hilang, dan akibatnya ialah
kondisi yang disebut AIDS. Infeksi akut HIV akan berlanjut menjadi infeksi laten klinis, kemudian
timbul gejala infeksi HIV awal, dan akhirnya AIDS; yang diidentifikasi dengan
memeriksa jumlah sel T CD4+ di dalam darah serta adanya infeksi
tertentu.
Selain
merusak sel darah putih HIV dan AIDS dapat
juga menular melalui hubungan seksual Penularan (transmisi) HIV secara
seksual terjadi ketika ada kontak antara sekresi cairan vagina atau cairan
preseminal seseorang dengan rektum, alat kelamin, atau membran mukosa mulut pasangannya. Hubungan seksual
reseptif tanpa pelindung lebih berisiko daripada hubungan seksual insertif
tanpa pelindung, dan risiko hubungan seks anal lebih besar daripada risiko
hubungan seks biasa dan seks oral. Seks oral tidak berarti tak berisiko karena
HIV dapat masuk melalui seks oral reseptif maupun insertif. Kekerasan
seksual secara umum meningkatkan risiko penularan HIV karena pelindung umumnya
tidak digunakan dan sering terjadi trauma fisik terhadap rongga vagina yang
memudahkan transmisi HIV.
Jalur
penularan ini terutama berhubungan dengan pengguna obat suntik, penderita hemofilia, dan resipien transfusi darah dan produk darah. Berbagi dan
menggunakan kembali jarum suntik (syringe) yang mengandung darah yang terkontaminasi oleh organisme
biologis penyebab penyakit (patogen), merupakan risiko utama atas infeksi HIV. Berbagi
penggunaan jarum suntik merupakan penyebab sepertiga dari semua infeksi baru
HIV, Resiko terinfeksi dengan HIV dari satu tusukan dengan jarum yang digunakan
orang yang terinfeksi HIV diduga sekitar 1 banding 150. Pekerja fasilitas
kesehatan (perawat, pekerja laboratorium, dokter, dan lain-lain) juga
dikhawatirkan walaupun lebih jarang. Jalur penularan ini dapat juga terjadi
pada orang yang memberi dan menerima rajah dan tindik tubuh. Kewaspadaan universal sering kali tidak dipatuhi, karena
sedikitnya sumber daya dan pelatihan yang tidak mencukupi.
•
Diagnosis
Cara
mengetahui seseorang terkena HIV adalah dengan mengunakan Tes HIV,Tes HIV umum, termasuk imunoasai enzim HIV dan pengujian Western
blot,
dilakukan untuk mendeteksi antibodi HIV pada serum, plasma, cairan mulut, darah kering, atau urin pasien. Namun demikian, periode antara infeksi dan
berkembangnya antibodi pelawan infeksi yang dapat dideteksi (window period) bagi setiap orang dapat
bervariasi. Inilah sebabnya mengapa dibutuhkan waktu 3-6 bulan untuk mengetahui
serokonversi dan hasil positif tes. Terdapat
pula tes-tes komersial untuk mendeteksi antigen HIV lainnya, HIV-RNA, dan HIV-DNA, yang dapat digunakan untuk
mendeteksi infeksi HIV meskipun perkembangan antibodinya belum dapat
terdeteksi. Meskipun metode-metode tersebut tidak disetujui secara khusus untuk
diagnosis infeksi HIV, tetapi telah digunakan secara rutin di negara-negara
maju.
HIV
dan AIDS juga dapat menular dengan hubungan seksual jika pada saat berhubungan
seksual dengan mengunakan kondom dapat mengungurangi resiko penularan hingga
80% dalam jangka panjang, walaupun manfaat ini lebih besar jika kondom
digunakan dengan benar dalam setiap kesempatan.
Kondom
laki-laki berbahan lateks, jika digunakan dengan benar tanpa pelumas berbahan dasar minyak, adalah satu-satunya teknologi yang paling efektif saat ini
untuk mengurangi transmisi HIV secara seksual dan penyakit menular seksual
lainnya. Pihak produsen kondom menganjurkan bahwa pelumas berbahan minyak
seperti vaselin, mentega, dan lemak babi tidak digunakan dengan kondom lateks karena bahan-bahan
tersebut dapat melarutkan lateks dan membuat kondom berlubang. Jika diperlukan,
pihak produsen menyarankan menggunakan pelumas berbahan dasar air. Pelumas berbahan dasar minyak digunakan dengan kondom poliuretan.
Kondom wanita adalah alternatif selain kondom
laki-laki dan terbuat dari poliuretan, yang memungkinkannya untuk digunakan dengan pelumas
berbahan dasar minyak. Kondom wanita lebih besar daripada kondom laki-laki dan
memiliki sebuah ujung terbuka keras berbentuk cincin, dan didesain untuk
dimasukkan ke dalam vagina. Kondom wanita memiliki cincin
bagian dalam yang membuat kondom tetap di dalam vagina — untuk memasukkan
kondom wanita, cincin ini harus ditekan. Kendalanya ialah bahwa kini kondom
wanita masih jarang tersedia dan harganya tidak terjangkau untuk sejumlah besar
wanita. Penelitian awal menunjukkan bahwa dengan tersedianya kondom wanita, hubungan seksual dengan pelindung
secara keseluruhan meningkat relatif terhadap hubungan seksual tanpa pelindung
sehingga kondom wanita merupakan strategi pencegahan HIV yang penting.
Kontaminasi
cairan tubuh terinfeksi Pekerja
kedokteran yang mengikuti kewaspadaan universal, seperti mengenakan sarung
tangan lateks ketika menyuntik dan selalu mencuci tangan, dapat membantu
mencegah infeksi HIV.
Penularan
dari ibu ke anak saat sang ibu sedang mengandung anak sang ibu terkena HIV dan
AIDS sangat besar kemungkinan sang anak juga terjangakit HIV dan AIDS juga.
•
Penanganan atau Pengobatan
Sampai
saat ini tidak ada vaksin atau obat untuk HIV atau AIDS. Metode satu-satunya yang diketahui untuk
pencegahan didasarkan pada penghindaran kontak dengan virus atau, jika gagal,
perawatan antiretrovirus secara langsung setelah kontak dengan virus secara
signifikan, disebut post-exposure prophylaxis (PEP).[40] PEP memiliki jadwal empat minggu takaran yang menuntut
banyak waktu. PEP juga memiliki efek samping yang tidak menyenangkan seperti diare, tidak enak badan, mual, dan lelah.
Cara
satu-satunya untuk mengurangi waktu menjalarnya HIV dan AIDS adalah dengan
melakukan Terapi antivirus Penanganan infeksi HIV terkini adalah terapi antiretrovirus
yang sangat aktif
(highly active antiretroviral therapy,
disingkat HAART). Terapi ini telah sangat bermanfaat bagi orang-orang yang
terinfeksi HIV sejak tahun 1996, yaitu setelah ditemukannya HAART
yang menggunakan protease inhibitor. Pilihan terbaik HAART saat ini,
berupa kombinasi dari setidaknya tiga obat (disebut "koktail) yang terdiri
dari paling sedikit dua macam (atau "kelas") bahan antiretrovirus. Kombinasi yang umum digunakan
adalah nucleoside analogue reverse transcriptase inhibitor (atau NRTI) dengan protease
inhibitor,
atau dengan non-nucleoside reverse transcriptase inhibitor (NNRTI). Karena penyakit HIV lebih
cepat perkembangannya pada anak-anak daripada pada orang dewasa, maka
rekomendasi perawatannya pun lebih agresif untuk anak-anak daripada untuk orang
dewasa. Di negara-negara berkembang yang menyediakan perawatan HAART, seorang
dokter akan mempertimbangkan kuantitas beban virus, kecepatan berkurangnya CD4, serta
kesiapan mental pasien, saat memilih waktu memulai perawatan awal.
Perawatan
HAART memungkinkan stabilnya gejala dan viremia (banyaknya jumlah virus dalam
darah) pada pasien, tetapi ia tidak menyembuhkannya dari HIV ataupun
menghilangkan gejalanya. HIV-1 dalam tingkat yang tinggi sering resisten
terhadap HAART dan gejalanya kembali setelah perawatan dihentikan. Lagi pula,
dibutuhkan waktu lebih dari seumur hidup seseorang untuk membersihkan infeksi
HIV dengan menggunakan HAART.
•
Cara pencegahan HIV dan AIDS
HIV
dan AIDS juga dapat menular dengan hubungan seksual jika pada saat berhubungan
seksual dengan mengunakan kondom dapat mengungurangi resiko penularan hingga
80% dalam jangka panjang, walaupun manfaat ini lebih besar jika kondom
digunakan dengan benar dalam setiap kesempatan.
Kondom
laki-laki berbahan lateks, jika digunakan dengan benar tanpa pelumas berbahan dasar minyak, adalah satu-satunya teknologi yang paling efektif saat ini
untuk mengurangi transmisi HIV secara seksual dan penyakit menular seksual
lainnya. Pihak produsen kondom menganjurkan bahwa pelumas berbahan minyak
seperti vaselin, mentega, dan lemak babi tidak digunakan dengan kondom lateks karena bahan-bahan
tersebut dapat melarutkan lateks dan membuat kondom berlubang. Jika diperlukan,
pihak produsen menyarankan menggunakan pelumas berbahan dasar air. Pelumas berbahan dasar minyak digunakan dengan kondom poliuretan.
Kondom wanita adalah alternatif selain kondom
laki-laki dan terbuat dari poliuretan, yang memungkinkannya untuk digunakan dengan pelumas
berbahan dasar minyak. Kondom wanita lebih besar daripada kondom laki-laki dan
memiliki sebuah ujung terbuka keras berbentuk cincin, dan didesain untuk
dimasukkan ke dalam vagina. Kondom wanita memiliki cincin
bagian dalam yang membuat kondom tetap di dalam vagina — untuk memasukkan
kondom wanita, cincin ini harus ditekan. Kendalanya ialah bahwa kini kondom
wanita masih jarang tersedia dan harganya tidak terjangkau untuk sejumlah besar
wanita. Penelitian awal menunjukkan bahwa dengan tersedianya kondom wanita, hubungan seksual dengan pelindung
secara keseluruhan meningkat relatif terhadap hubungan seksual tanpa pelindung
sehingga kondom wanita merupakan strategi pencegahan HIV yang penting.
Kontaminasi
cairan tubuh terinfeksi Pekerja
kedokteran yang mengikuti kewaspadaan universal, seperti mengenakan sarung
tangan lateks ketika menyuntik dan selalu mencuci tangan, dapat membantu
mencegah infeksi HIV.
Penularan
dari ibu ke anak saat sang ibu sedang mengandung anak sang ibu terkena HIV dan
AIDS sangat besar kemungkinan sang anak juga terjangakit HIV dan AIDS juga.
BAB
III
PENUTUP
•
KESIMPULAN
AIDS adalah
sekumpulan gejala dan infeksi (atau: sindrom) yang timbul karena rusaknya
sistem kekebalan tubuh manusia akibat infeksi virus HIV atau infeksi
virus-virus lain yang mirip yang menyerang spesies lainnya (SIV, FIV, dan
lain-lain). Pasien dengan infeksi HIV pada dasarnya memiliki risiko yang lebih
tinggi terhadap terjadinya beberapa kanker dan tumor. Hal ini merupakan faktor
utama dalam kasus kematian penderita HIV/AIDS.
•
SARAN
Hal yang dapat dilakukan untuk
menghindari penyakit AIDS adalah dengan cara tidak memakai jarum suntik
bergantian, setia pada pasangan, memakai pengaman, dan teliti dalam donor
darah. Penderita adalah seseorang yang harus kita rangkul untuk mempunyai semangat
dalam hidupnya dan tidak mengucilkannya.